Senin, 02 Januari 2017

Mengatasi Amarah Anak Sesuai Mesin Kecerdasan


Mesin Kecerdasan setiap anak berbeda, oleh karenanya sikap yang mereka tampilkan saat marah juga berbeda. Tetapi sayangnya, orang tua mengatasinya dengan perlakuan yang sama. Nah Artikel mengatasi amarah anak sesuai Mesin Kecerdasan STIFIn ini saya kutip dari Bapak Anthony Abdillah rekan saya di Group WSLP Telegram. Beliau berbagi tips bagaimana menangani dan menghadapi amarah dari seorang anak sesuai dengan Mesin Kecerdasan masing-masing anak.
Mesin Kecerdasan Sensing
Anak Sensing yang memiliki kekuatan pada otot, dimana otaknya yang mengendalikan otot, maka anak Sensing ketika mendapat rangsangan dari luar, yang menerima adalah ototnya. Sehingga jika hanya disindir-sindir saja, atau ditegur dengan nada biasa, anak Sensing cenderung tidak sakit hati, bahkan terkadang terlihat cuek. Barulah jika anak Sensing dilecehkan dengan berat, akan marah. Jika anak kita yang Sensing marah, maka yang harus di lakukan adalah minta maaf kepada anak tersebut,  cari saat yg tepat, sebaiknya ketika amarahnya sudah reda.
Catatan penting bagi kita orang tua, bahwa ketika anak kita bermasalah, sekian persen adalah karena kesalahan kita sebagai orang tua. Sehingga kita perlu minta maaf kepada anak sebelum masalahnya diselesaikan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah minta maaf kepada anak tersebut tidak menurunkan harga diri kita sebagai orang tua ? Ketika kita minta maaf kepada anak, maka alam bawah sadar anak akan mencatat : ooo kalau orang salah itu ternyata harus minta maaf, meskipun itu orang tua terhadap anak. Nah biasanya setelah kita minta maaf, anak Sensing akan baik kembali.
Mesin Kecerdasan Thinking
Anak yang Mesin Kecerdasan Thinking, selalu berpikir logis, jika marah, maka dia akan punya alasan yang logis akan amarahnya. Apa yang kita lakukan sebagai orang tua : biarkan emosinya mereda, kemudian minta maaf, dan dilanjutkan dengan nasehat yang mengandung logika.
Misalkan anak tersebut suka mencari alasan ketika mengalami kegagalan dalam belajarnya. Anak Thinking karena suka logika, maka ketika gagalpun dia pandai membuat alasan logis untuk menutupi kegagalannya tersebut.  Seorang anak yang disekolahkan di sekolah favorit, ketika nilainya jelek dan diminta ibunya untuk lebih rajin belajar, dia malah menjawab dengan marah : ibu sich, kan sudah kubilang sekolah ini pelajarannya susah jadi saya ndak mampu. Kalau sudah seperti ini saya pindah sekolah saja bu.
Ibu harus menjawab dengan logika juga, jangan kalah dengan logika anak yang sepertinya benar : Anak yang tidak bisa belajar dengan baik itu diatasi bukan dengan mencari alasan agar bisa lari dari masalah itu nak. Nasehatnya, Karena nilaimu belum bagus, maka harus dicari penyebabnya. Kamu kan kurang belajarnya karena terlalu banyak main sama teman-teman mu, sehingga waktu belajarmu kurang. Coba nanti mainnya dikurangi, trus jadwal kegiatan belajarmu diatur kembali sekaligus nanti ibu carikan tempat les yang bagus, Insya Allah nilaimu akan bisa naik. Begitu ya nak. (Ada Hukum Sebab Akibat yang logis beserta solusinya)

Anak Thinking jika dinasehati dia diam tidak membantah, biasanya nasehat itu telah ngeklik pada dirinya, selanjutnya tinggal di tindak lanjuti untuk mengatur jadwal belajar hariannya.
Mesin Kecerdasan Intuiting
Anak Intuiting kalau marah cenderung diam, menyendiri, mengurung diri, kadang mogok makan, mogok mandi dan juga mogok bicara. Cara mengatasinya tetap standar : biarkan marahnya mereda, kemudian orang tua minta maaf kalau ada kesalahan, baru diceritakan sesuatu yang inspiratif dengan bahasa yang indah (romantis), karena anak Intuiting memang suka sesuatu yang romantis, perfect dan berkelas.
Misalnya dia marah kenapa tidak naik kelas, padahal merasa bisa mengerjakan soal-soal ujian. Orang tua bisa memulai dengan cerita metafora(kiasan) : Nak, sebuah pedati itu rodanya selalu berputar, kadang di atas kadang dibawah. Demikian juga kehidupan manusia, kadang di atas kadang dibawah. Ketika di atas (mendapat kenikmatan) wajib bagi manusia untuk bersyukur, dan ketika di bawah (mendapat kesusahan), sebaiknya manusia bersabar. Roda pedati itu kadang kita lihat bulat dan bagus, tetapi orang lain melihat tidak seperti itu. Apa yang kita lihat di dunia ini baik, belum tentu Allah melihat itu sebagai kebaikan. Sebaliknya ketika kita lihat roda pedati itu sudah jelek, jalannya bergoyang, tapi orang lain melihatnya bagus dan normal ketika berputar. Demikian juga ketika kita melihat sesuatu itu jelek, Allah belum tentu melihatnya sebagai suatu kejelekan. Kejadian adik tidak naik kelas, mungkin di mata adik adalah suatu keburukan. Tapi tidak demikian bagi Allah. Allah pasti punya rencana terbaik untuk adik. Bisa jadi Allah akan memberi surprise kepada adik berupa kenikmatan lain yang tidak disangka-sangka. Maka tetaplah bersabar dan tetap khuznudzon kepada Allah. Tetap semangat ya…. Demikian kira-kira  nasehat untuk seorang anak Intuiting.
Mesin Kecerdasan Feeling
Anak Feeling kalau sudah sakit hati, susah sembuhnya, anak Feeling mudah tersinggung, tetapi kalau dibandingkan, Feeling introvert lebih mudah tersinggung daripada Feeling extrovert. Kalau “Sakitnya Tuh Di sini” terlalu lama tidak terobati, bisa bertahun-tahun dia selalu mengungkit orang yang telah menyakitinya tersebut. Anak Feeling ketika marah seringnya meledak. Ketika anak sedang sewot seperti itu, didengarkan saja sampai dia reda, baru kemudian orang tua minta maaf kalau ada kesalahan. Feeling introvert ketika marah lebih terkontrol, tetapi kalimatnya tetap menyengat. Sedangkan Feeling extrovert biasanya kalau marah lebih keras kalimat-kalimat yang diucapkannya.
Selanjutnya dengan mengelus pundak kepalanya, nasehatilah dengan sangat halus, menasehati dengan menggunakan sebuah cerita, yang mana cerita itu adalah ditujukan untuk menasehati dirinya. Misal dia merasa diperlakukan tidak adil terhadap kakaknya (dia merasa kakaknya diberi sesuatu melebihi dirinya), kemudian marah, maka orang tua silakan cerita seperti ini : Suatu ketika ada seorang Raja yang akan membagi hadiah kepada rakyatnya, tidak peduli anak kecil, dewasa atau yang sudah tua. Ketika hadiah sudah selesai dibagikan, ada seorang tua protes, kenapa yang muda dikasih lebih banyak beras daripada dirinya? Maka Raja menjawab : Silahkan jatah untuk anda ditukar dengan yang untuk anak muda ini. Selang beberapa bulan, si orang tua tadi menghadap Raja, dia mengeluh berasnya belum habis tapi sudah membusuk karena terlalu lama disimpan (disebabkan orang tua tadi memakan berasnya cuma sedikit per harinya). Kemudian Raja berkata : Bapak tua yang saya hormati, adil itu tidak harus yang tua dikasih lebih banyak. Adil itu adalah sesuatu itu bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Kenapa dulu bapak saya kasih cuma sedikit, karena memang saya tahu, kalau terlalu banyak, maka belum habis beras itu, tapi sudah membusuk. Tolong dijadikan pelajaran pak tua.
Begitu adik ya kisah pembagian hadiah dari raja. Setelah itu tidak usah anak Feeling dijelaskan lebih detail tentang adil tersebut, biarkan dia berpikir sendiri hikmah dari cerita tadi. Kalau masih juga belum membuat anak memahami nasehat dari cerita tadi, nasehatilah dengan sangat halus (sambil dielus kepala/pundaknya) : Nak, adil itu artinya sesuatu itu bisa digunakan tepat sesuai kebutuhan. Kalau adik minta buku tulis 10, sementara pelajarannya cuma 5, kan yg 5 tidak terpakai, sayangkan. Kalau kakak kan memang pelajarannya 10, sehingga buku tulisnya juga 10. Jadi adik 5 saja, nanti kalo sudah besar seperti kakak, ibu belikan 10.
Mesin Kecerdasan Insting
Anak Insting pemarah. Tapi marahnya spontan. ketika selesai marah, dia spontan baik kembali. Ketika anak Insting kok tiba-tiba tidak reaktif terhadap sesuatu, lamban bergerak, tidak galak, ini tandanya anak Insting tersebut sedang mengalami trauma. Tidak mudah mengungkap kenapa dia trauma (di sini tidak perlu mencari penyebabnya, tapi langsung diterapi saja).
Jadi kalau anak Insting suka marah, tidak perlu dirisaukan. Tetapi kalau dia mulai trauma, maka harus serius menanganinya. Anak Insting tidak suka dinasehati karena dia punya “mata ketiga” yaitu bisa mengambil hikmah dari semua kejadian yang menimpa dirinya (bisa menasehati dirinya sendiri). Obatnya adalah secara spontan dia diajak kegiatan uji nyali, misal : out bond, arung jeram, panjat tebing, mainan wahana di Dunia Fantasi dll. Biasanya setelah diajak kegiatan tersebut, traumanya akan berkurang, bahkan akan sembuh total. Saya pernah menterapi anak Insting yang trauma, hanya gara-gara dijanjikan ustadzahnya setelah ujian mid semester diajak naik perahu di danau (ini merupakan kegiatan uji nyali), eeee…..ternyata rangkingnya langsung bisa naik dari 4 menjadi 2. Atau juga dijanjikan diajak bakti soasial, misal : pengobatan gratis, kunjungan ke panti asuhan dan fakir miskin dll (pernah juga anak Insting tiba-tiba rangkingnya merosot tajam. Kemudian hanya karena di janjikan setelah ujian diajak bakti sosial, Alhamdulillah rangkingnya bisa kembali normal).
Semoga tips mengatasi amarah anak sesuai dengan Mesin Kecerdasan yang disampaikan Bapak Anthony Abdillah ini dapat bermanfaat ketika di aplikasikan ke dalam kehidupan kita para orang tua dalam proses mendidik anak.
Kesimpulan :
Sensing = Menggunakan Kekuatan Ototnya, jadi tidak sampai ke hati cukup minta maaf
THINKING  = Menggunakan Logikanya, jadi nasihatnya harus masuk akal
INTUITING = Menggunakan Metafora(Kiasan), membuat cerita  perbandingan-perbandingan untuk meredakan amarahnya
Feeling    = Menggunakan Komunikasi Persuasif, menggunakan cerita untuk meredakan amarahnya