Rabu, 26 Oktober 2016

Apa Itu Tes Sidik Jari STIFIn ???


Tes STIFIn dilakukan dengan cara men-scan kesepuluh ujung jari Anda, mengambil waktu tidak lebih dari 1 menit.
Sidik jari yang membawa informasi tentang komposisi susunan syaraf tersebut kemudian dianalisa dan dihubungkan dengan belahan otak tertentu yang dominan berperan sebagai sistem-operasi dan sekaligus menjadi mesin kecerdasan anda.
Hubungan Sidik Jari Dengan Potensi Genetik
1. Pola sidik jari mulai muncul pada waktu bayi dalam kandungan (usia 13 minggu), polanya seiring dengan pola pembentukan otak.
2. Pola sidik jari ditentukan oleh kromosom yang ditentukan bukan oleh faktor lingkungan melainkan DNA (genetik).
3. Sistem syaraf jari-jari tangan erat hubungannya dengan sistem otak artinya dengan mengetahui sistem syaraf jari dapat diketahui sistem syaraf fungsi-fungsi bagian otak.
4. Potensi genetik, khususnya bakat, stimulasi kecerdasan, dan karakter kepribadian berkaitan erat dengan sistim syaraf pada fungsi-fungsi bagian otak.
Mengenali Kecerdasan Dominan (Genetik) inilah yang kami gunakan dalam memetakan Mesin Kecerdasan secara Objektif, dan untuk memetakannya kami menggunakan Alat Tes Mesin Kecerdasan STIFIn yang telah Terbukti & Teruji secara Simpel, Akurat dan Aplikatif selama lebih dari 13 Tahun penelitian.

Mengapa Anda Perlu Tes Stifin?
#Pengalaman para orang dewasa mengatakan terlalu banyak ‘biaya kebodohan’ dengan terlalu banyak melakukan uji coba dalam hidup ini. Tes Stifin ini adalah panduan untuk menghilangkan biaya kebodohan tersebut, sehingga kita tidak buang umur dan buang uang. Sejak awal kita sudah tahu mesti pergi kemana dan bagaimana cara terbaiknya.
#Revolusi hidup yang paling baik bukan dengan mengacak-ngacak cara hidup anda, melainkan dengan mensyukuri apa ‘harta karun’ dalam diri kita yang diberikan oleh Tuhan. Setelah tes Stifin, anda akan tahu bagaimana caranya berilmu, bersyukur, dan bersabar melalui ‘harta karun’ diri anda. Ubahlah nasib anda melalui jalur Tuhan, jalur ‘karpet merah’ yang telah diberikan kepada anda. Itulah revolusi hidup yang sesungguhnya.
#Setelah tes Stifin, anda akan menemukan cetak biru hidup anda. Hal tersebut bukanlah vonis atau ramalan keberhasilan tetapi jalur tempat anda mengikhtiarkan kucuran keringat demi keberhasilan di depan mata. Energi yang difokuskan kepada satu maksud akan menciptakan momentum keberhasilan.
#Untuk menjadi outliers (sosok yang sangat jarang) seperti tulisannya Malcolm Gladwell, maka anda harus telah memulai profesinya lebih dini dan menanam 10 ribu jam untuk deliberate-practice membangun profesi pilihan. Tes Stifin membantu anak anda menemukan profesi pilihan sejak dini dan sekaligus mengarahkan bagaimana menikmati 10 ribu jam tersebut.
#Orang berbakat bisa gagal, jika ia mengingkari atau tidak tahu bakatnya. Salah asuhan terhadap bakat adalah ketidak-harmonisan dengan habitat anda. Jika yang ada diabaikan, dan yang tidak ada mau diadakan sama dengan memutar jarum jam hidup anda secara terbalik. Resiko kegagalan menjadi lebih tinggi.
Untuk Tes Sidik Jari STIFIn : perseorangan, kantor/ instansi, sekolah.
Hubungi
085730057596 (Rully)
Alamat :
jl pisang 44 RT.03/01 Suratmajan Maospati Magetan
FB group : Test Bakat dan Personality Genetik : STIFIn Madiun
BBM : 59D490AE

Melayani Test luar kota, untuk jarak diatas 100 km min 3 orang, dengan acuan wilayah Maospati Magetan

Tag :
Mengenal Karakter Mesin Kecerdasan
Mengenal Kepribadian ala STIFIn melalui Komunikasi
Andai Ku Mengenal STIFIn Di Usia BALITA
Lampiran Tentang Stifin 
DAFTAR SEKOLAH YANG SUDAH MELAKSANAKAN SIDIK JARI STIFIn




Mengenal Kepribadian ala STIFIn melalui Komunikasi


Biasanya bila kita berbicara dengan orang lain, kita akan menebak nebak, kira kira orang ini tipe apa ya?

Nah, dengan stifin yang merupakan sintesa dari teori barat akan lebih mudah bila kita berkomunikasi langsung dengan orang tersebut.

Komunikasi Langston merupakan cara yang lebih mudah untuk memprediksi secara cepat. Karena dengan komunikasi, secara tidak langsung akan memunculkan orientasi berpikir seseorang.

Nah kepribadian seperti apa yang bisa stifin kenali?

Sensing ๐Ÿ‘‰๐Ÿป adalah kecerdasan inderawi, artinya orang tersebut lebih banyak menuntut bukti yang bisa dilihat, di dengar, di rasakan sesuai dengan panca indera nya.

Thinking ๐Ÿ‘‰๐Ÿป kecerdasan logika / kecerdasan berpikir, artinya seseorang yang sering menggunakan daya analisis otak nya untuk mencerna sesuatu

Intuiting ๐Ÿ‘‰๐Ÿป kecerdasan kreatifitas, artinya orang yang kreatif biasanya dengan mudah kalau dia membayangkan

Feeling ๐Ÿ‘‰๐Ÿป kecerdasan emosi, artinya orang yang penuh dengan emosi perasaan nya

Insting ๐Ÿ‘‰๐Ÿป kecerdasan naluri, kecerdasan yang memiliki chemistry bahagia.

Lalu, bagaimana cara mengenali seseorang melalui komunikasi?

๐Ÿ‘ŒKalau orang Sensing bilang keuntungan apa yang bisa di dapat kan, hasilnya mana?

๐Ÿ‘Œkalah orang Thinking  bilang,  saya pikir kan dulu ya!

๐Ÿ‘ŒKalau orang Intuiting bilang,  apa manfaat yang bisa sy didapatkan ?

๐Ÿ‘ŒOrang feeling bilang,  bagaimana rasa nya?
Emm tidak ada salahnya kita memfasilitasi sesama saudara,

๐Ÿ‘ŒInsting bilang, saya sih terserah yang mana yang terbaik lah yang penting sama bahagia

Nah itu tadi sekilas yang bisa kita prediksi pada saat komunikasi.
Kalau kita sudah tahu keprbadian orang, akan lebih mudah masuk sesuai dengan keinginan orang tersebut.

Lalu, sudahkah anda menemukan kepribadian anda berdasarkan stifin?

Yuk, silahkan tes untuk bukti ๐Ÿ˜„
Hub. 0857 300 575 96
Tag :
Mengenal Karakter Mesin Kecerdasan
Mengenal Kepribadian ala STIFIn melalui Komunikasi
Andai Ku Mengenal STIFIn Di Usia BALITA
Lampiran Tentang Stifin 
DAFTAR SEKOLAH YANG SUDAH MELAKSANAKAN SIDIK JARI STIFIn 

Minggu, 23 Oktober 2016

Mengenal Karakter Mesin Kecerdasan (MK)


Setelah mengetahui letak masing-masing mesin kecerdasan (MK), kini giliran kita akan melihat karakter dari masing-masing MK tersebut. [Perlu diingat jika berbicara jenis kecerdasan, satuannya intel- ligences, jadi lengkapnya menjadi Sensing Intelligences, Thinking Intel- ligences dan seterusnya. Akan halnya satuan Personaliti Genetik (PG) adalah quotients
Sensing memiliki kecerdasan inderawi,Thinking memiliki kecerdasan berpikir,Intuition memiliki kecerdasan indera ke enam, 
Feeling memiliki kecerdasan perasaan, danInstinct memiliki kecerdasan indera ke tujuh. 


Uraiannya adalah sebagai berikut:
Kecerdasan S mengandalkan pancaindranya sehingga orang S cenderung praktis, konkrit, dan jangka pendek, sesuai dengan jangkauan panca inderanya.
Kecerdasan T mengandalkan pikiran logisnya, hal mana mem- buat orang T objektif, adil, dan efektif.
Kecerdasan I mengandalkan indera keenamnya dalam mengam- bil keputusan yang berarti jauh terproyeksi ke depan, menjadikannya orang yang sangat optimistis, jangka panjang, dan terkonsep.
Kecerdasan F selalu merujuk kepada perasaannya yang mem- buat orangnya bertenggang rasa, bijak, dan memimpin.
Sementara In selalu merujuk kepada indera ketujuh jika akan mengambil keputusan, menjadikan orang In spontan, pragmatis, dan rela berkorban.


Ada tiga istilah indera dalam penjelasan pada lima MK tadi masing-masing: panca indera, indera keenam dan indera ketujuh. Apa perbedaannya? Agar tidak salah pengertian, kita perlu bahas lebih rinci. Perhatikan contoh ini: dirut jenis S (mengandalkan keputusan- nya pada panca indera) tidak mau menaikkan targetnya tahun depan karena, menurut penglihatan panca inderanya, daya beli pasar menurun. Sebaliknya dirut jenis I mengambil keputusan yang lebih optimistis karena hasil proyeksi indera keenamnya (diproses melalui penggunaan otak kanan) meyakini kondisi pasar tahun depan justru akan normal kembali bahkan lebih baik. Tapi dirut jenis In yang mendapat pengetahuan begitu saja tanpa proses berpikir dari indera ketujuhnya memilih menurunkan targetnya karena menilai pasar ta- hun depan justru melemah dari tahun ini. Kira-kira kurang lebih be- gitulah perbedaan ketiga indera tadi di mana panca indera berdasar fakta, indera keenam yang memproyeksi ke depan, dan indera ketujuh yang mengandalkan naluri (atau firasat).


Atau bisa juga diibaratkan seperti ini: 
S seperti kamera
I ibarat detektif dan
In layaknya naluri hewan.


Sekarang kita lihat 5 MK berdasarkan Konsep Triune Brain (Paul MacLean).

Menurut neurosaintis McLean otak manusia terdiri atas otak insani, otak mamalia, dan otak reptilia. Berdasarkan konsep ini, otak insani menempati posisi teratas dalam evolusi otak manusia. STIFIn sendiri berpendapat bahwa penyebutan otak insani yang menge- sankan bahwa otak ini yang paling berbudaya dan paling tinggi kelasnya dibanding yang lain adalah keliru. Kami tidak sependapat dengan konsep ini. Seperti yang sudah dijelaskan pada sesi sebe- lumnya, setiap kecerdasan memiliki keunggulannya sendiri-sendiri. Tapi kita di sini tidak datang untuk mendebat konsep strata otak McLean.


Otak insani ditempati oleh kecerdasan T dan I. Mereka dengan kecerdasan T dan I memiliki kelas tersendiri karena keduanya memi- liki kesamaan dalam hal intelektualitas. Keduanya sama-sama jago dalam mengatur strategi, tidak mudah didikte, punya prinsip dan pola tersendiri, serta sama-sama keras kepala mempertahankan prinsipnya.
Sedangkan kotak S dan F berada pada strata otak mamalia. Mamalia jenis S berarti tukang makan, sedang mamalia jenis F berarti tukang kawin dan beranak. S dan F adalah sama-sama orang ‘lapangan’, lapangan rumput seperti mamalia. Mereka sama-sama eksekutor yang lebih menguasai arena kerja. Mereka sama-sama lebih tahan banting dibanding mereka yang memiliki otak insani. Orang S menguasai keterampilan teknis operasional, sedangkan orang F mahir dalam menggerakkan orang. Lihat, tipe ini tidak lebih buruk atau tidak lebih rendah kelasnya bukan, meski otaknya adalah otak mamalia.
Strata terendah dalam konsep MacLean adalah otak reptilia yang dimiliki kecerdasan In. Reptil digambarkan sebagai buas, ber- badan besar, tapi otaknya kecil sehingga gampang punah. Seperti halnya reptil, orang In merespon sangat cepat bahkan cenderung spontan apa saja dari lingkungannya. Tidak berpikir panjang, lugu,dan cenderung naif. Keunggulan otak reptilia ini adalah spiritualitas- nya yang tinggi, suka menolong dan berkorban demi kepentingan yang lebih besar. Jadi, sekalipun otaknya, menurut strata McLean, lebih rendah dari otak lain tapi ternyata dialah yang paling memiliki spritualitas tinggi. Jadi masing-masing memiliki kekuatan dan kele- mahan bukan?
Coba perhatikan ini:
T yang logis dan objektif, cenderung raja tega.
I yang kreatif dan konseptor, cenderung a-sosial.
S yang dianggap suka bersenang-senang, rajin dan ulet.
F yang, upss.., dianggap mata keranjang, eh... malah sangat pandai berempati serta memahami perasaan orang lain.
In yang buas memiliki kesalehan tinggi.
Pendek kata, pada setiap MK yang memiliki kelebihan pasti akan selalu diikuti kelemahan pada sisi yang lain sebagai satu paket yang harus diterima sebagai fitrah kesejatian yang sejajar. Kesimpu- lannya, STIFIn mendudukkan tiga strata MacLean sebagai sederajat, bukan sebagai strata yang bertingkat.
Roger Sperry pemenang hadiah Nobel pada tahun 1981 mem- perkenalkan pendekatan otak berdasarkan kuadran, yakni kuadran kanan dan kuadran kiri. Sekarang masih banyak yang beranggapan bahwa otak pada kuadran kanan lebih bagus dan lebih hebat dari yang kiri. Otak kanan dianggap kreatif, fungsional, meruang, fleksi- bel, lebih manusiawi, sehingga dianggap lebih hebat. Banyak buku dan seminar yang diselenggarakan mengenai kehebatan kuadran otak kanan ini. Sebaliknya otak kuadran kiri dinilai cenderung kaku, terkotak-kotak, mementingkan disiplin, membosankan, menjadikan orang ibarat robot. Kami berpendapat pendekatan ini ketinggalan jaman. STIFIn, seperti sudah kami katakan berkali-kali, menganggap bahwa pendekatan otak kuadran kanan dan kuadran kiri memiliki kesetaraan dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Orang kanan yang pandai merancang tidak akan maju jika tidak ada orang kiri yang mengerjakannya.
Kemudian salah satu teori turunan dari konsep STIFIn yaitu ten- tang Diagonal Produksi dan Diagonal Organisasi.
Kedua diagonal itu menguraikan kesamaan antara dua kecer- dasan yang sebenarnya saling bertolak belakang. Diagonal Produksi merupakan persamaan sifat dari kecerdasan S dan I yang sesungguhnya berbeda layaknya bumi dan langit.
S sangat membumi, sedang tipe I sangat melangit.
S jangka pendek dan ‘rabun jauh’, sebaliknya I jangka pan- jang dan ‘rabun dekat’.
Tapi dibalik perbedaan yang sangat tajam itu terdapat persamaan yang juga amat mirip. S dan I sama-sama menyukai terlibat da- lam aktivitas produksi, meski dengan cara yang berbeda.
S membuat, I mencipta. S peniru, I kreator.
Diagonal Organisasi merupakan persamaan sifat dari kecerdasan T dan F. Sesungguhnya T yang raja tega dengan F yang malas mikir berbeda secara diametral seperti arah mata angin: utara dan selatan. Utara lebih dingin, Selatan lebih hangat.
Orang T lebih dingin dan berjarak dengan orang, F lebih hangat dan lebih dekat dengan orang.
Orang T menggunakan kepala, orang F menggunakan hati.
Namun diantara perbedaan yang sangat telak tersebut antara T dan F memiliki persamaan yaitu sama-sama suka mengorganisasi- kan.
Orang T mengorganisasikan dengan kepala dalam bentuk managerialship. T manager
Orang F mengorganisasikan dengan hati dalam bentuk leadership. F leader
Anda pasti bisa melihat perbedaan antara seorang manager dengan seorang pemimpin kan? Manager mementingkan proses dan hasil, pemimpin mementingkan manusia dengan emosinya.
Mengapa STIFIn mengkritisi MBTI karena, antara lain, teori di- agonal ini. Berdasarkan teori diagonal ini sebenarnya tidak perlu ada tret/sifat Judging dan Perceiving pada MBTI. Karena Judging itu merupakan sifat utama dari diagonal organisasi dan Perceiving merupakan sifat utama dari diagonal produksi. Artinya Judging dan Perceiving tidak memiliki organ fisik tersendiri, melainkan sekedar persamaan sifat dalam diagonal.
Untuk memahami lebih dalam lagi tentang karakter masing- masing MK mari kita akan lihat sifat paradoks di dalam masing- masing MK.
S tahan banting tapi manja. Tipe S jika berjerih payah mengeluarkan keringat hingga banting tulang sekalipun, maka rasa penat dan rasa sakitnyapun cenderung berhenti di urusan fisik semata, tidak sampai dibawa ke urusan psikis atau hati. Namun di balik kekuatan banting tulangnya ini tipe S merasa perlu didukung orang lain. Ia membutuhkan seperangkat sumberdaya dan dukungan konkrit untuk mudah menjalankan tugasnya. Pada bagian inilah orang S kelihatan manjanya dan kurang mandiri.
Tipe T adalah mesin profit yang mahir tapi suka terjebak pada hal-hal sepele. Alasan kenapa tipe T bisa diandalkaan jadi pencari keuntungan karena kemandirian dan sistematikanya dalam bekerja. Namun ketika ada tuntutan untuk berpikir besar, tipe T malah menghabiskan energinya pada hal-hal kecil yang remeh-temeh, tidak esensial, teknis, padahal seharusnya ia bicara hal strategis.
Tipe I adalah reformis atau pembaharu tapi kurang sadar musuh. Tipe I berjiwa pengusaha dan menyukai perubahan, karena itu ia selalu melihat peluang untuk melakukan perubahan untuk mengimplementasikan konsepnya. Namun terkadang apa yang akan direformasi selangkah lebih cepat dari jamannya atau keinginan banyak pihak. Hal ini membuat orang I sudah melangkah jauh di depan, sementara orang lain tertinggal di belakang. Tipe I tidak memiliki interes untuk membangun platform. Baginya yang penting adalah memperjuangkan ide. Menurutnya ide adalah jalan terbaik untuk melangkah. Hal inilah yang membuat ia tidak sadar bahwa orang lain yang tidak terbawa atau tidak bisa mengikuti kecepatannya menjadi musuhnya. Mereka kecenderung memiliki musuh bukan yang datang dari samping tapi justru datang dari bawah oleh karena arus bawah tidak suka dengan tipe I yang terlalu bersifat vertikal.
Sedangkan sifat paradoks pada tipe F, antara lain, adalah visinya jauh ke depan tapi mudah menyerah. Tipe F layaknya seorang ideolog, pemimpin yang visioner, berani menghadapi arus yang melawannya, namun, sayangnya, kegigihannya seperti ‘hangat-hangat tahi ayam’, naik turun mengikuti mood-nya. Ketika ketidakstabilannya itu terbaca oleh lingkungannya mulailah muncul resistensi. Jika resistensi itu berlanjut pada skala yang lebih besar, apalagi jika ditambah persoalan-persoalan lain yang bersifat teknis dan non teknis, membuat ia cepat menyerah.
Pada tipe In, salah satunya, adalah generalis tapi tanggung, tidak tuntas. Tipe In memang serba bisa, responsif, cepat tanggap, pragmatis, dan berpikir holistik secara cepat, namun karena persentase pada empat belahan otaknya serba 50% yang membuat ia tidak menjalani pekerjaannya hingga tuntas.
Sekarang kita akan merinci masing-masing tipe kecerdasan. Kita mulai dari gambaran peran otaknya. Masih ingat kan bahwa setiap kita memiliki satu, hanya satu dan tidak lebih, kecerdasan dominan sehingga pada kecerdasan dominan itulah porsi analogis peran otak sebebar 100%. Jadi, pada tipe kecerdasan S dengan sendirinya porsi peran otaknya 100% pada limbik kirinya, sedangkan inferiornya berada pada I yang porsinya hanya sebesar 20%, adapun persentase T dan F-nya masing-masing + 40%; kalau T 45% maka F 35% atau sebaliknya. Mengenai profil keseharian S dapat diringkas dalam sepuluh sifat berikut ini: buktikan!, teliti, perhatian pada detail, menuntut bukti, rajin, pikiran terangkai, mendapatkan hasil, membutuhkan kepastian, suka mencontoh, suka non fiksi, dan kuat ingatan. Sesuai teori Pavlov tentang rangsangan dan hambatan, tipe S memiliki eksitasi tinggi dan inhibisi rendah. Artinya dirangsang dari luar (eksitasi) gampang dan tidak punya halangan (inhibisi) dari dalam untuk beraksi. Itulah kenapa tipe S ini mudah dibentuk, rajin serta berstamina. Kerena rajin dan berstamina itulah atau bugar karena hormon kortisolnya tinggi, tipe S cenderung memiliki keterikatan hubungan dengan harta, dimana ada hormon kortisol disitu ada duit; calon orang kaya.
 

Sekarang rincian untuk Tipe T. Berdasarkan persentase analogis, maka persentase otak neokortek kirinya sebesar 100%, dimana T berada. Berdasarkan teori menyilang superior-inferior, maka otomatis persentase F yang merupakan kelemahan orang T hanya sebesar 20%. Sedangkan persentase S dan I-nya masing-masing + 40%; atau jika S 45% maka I 35% atau sebaliknya. Lalu seperti apakah profil keseharaian kecerdasan T? Ini dia sepuluh yang paling menonjol: yaitu: “pikirkan!”, logis–rasional, kurang peka, dingin, jaga jarak, tanya data, kritis, tegas tuntut hak, maskulin. Apabila memakai teori Pavlov, maka tipe T memiliki eksitasi rendah dan inhibisi tinggi. Susah dirangsang dan pada saat yang sama punya halangan dari dalam yang besar. Orang ini susah digerakkan dan sulit bergerak sendiri. Kira-kira bisa disebut sebagai super defensif. Inisiatif dan kemandiriannya datang dari pikirannya, tetapi berhitung untuk beraksi. Meski super defensif, namun bertangan dingin, karena yang bekerja bukan ototnya tetapi kepalanya, sehingga cenderung memiliki kerkaitan dengan tahta; ya....calon penguasa.



Kini giliran Tipe I. Porsi peranan otaknya dapat dianalogikan sebagai berikut: Otak neokorteks kanannya yang ditempati I sebesar 100%, kecerdasan terlemahnya adalah S sehingga porsinya hanya sebesar 20%, sedangkan persentase T dan F-nya masing-masing + 40%; kalau T 45% maka F 35% atau sebaliknya. Adapun karakteristik sehari-hari yang ditampilkan tipe ini adalah : “bayangkan!”, gambaran besar, kreatif–unik, abstrak–teoritis, orientasi masa depan, pola beragam, analogi dan metafora, suka alternatif, suka cerita fiksi, hal besar dan strategis. Sementara eksitasi dan inhibisanya sama-sama rendah: Kesimpulannya orang seperti ini susah dirangsang, tapi tidak punya halangan dari dalam untuk beraksi. Dengan demikian tipe I ini hanya akan maju jika punya dorongan dari dalam, misalnya, ia punya mimpi. Apabila sudah terdorong dari dalam, maka tidak ada hambatan baginya untuk menjalankan programnya. Tipe seperti inilah yang sesuai dengan kemistri kata; calon pengusaha. Karena kualitas keputusannya sangat tergantung dari wawasan ilmunya (atau kata).

Sekarang Tipe F. Berdasarkan persentase analogis, peran limbik kanan sebagai mesin kecerdasan F-nya sebesar 100%, persentase T sebagai yang terlemah sebesar 20%, sedangkan persentase S dan I masing-masing + 40%; apabila S 45%, maka I 35% atau sebaliknya. Adapun sepuluh profil keseharian F yaitu: “rasakan...”, main hati, berorientasi pada orang, mengukur perasaan, hangat dan ramah, empatik dan simpatik, mudah tersinggung, suka ngobrol, meyakinkan, lembut dan penyayang. Jika memakai teori Pavlov, tipe F sama-sama memiliki eksitasi dan inhibisi tinggi. Mudah dirangsang dari luar tapi hambatan dari dalamnya juga besar terutama datang dari suasana hatinya yang cepat berubah-ubah, sehingga tidak mudah untuk beraksi. Akibatnya tipe F ini lebih mudah jika memanfaatkan potensi yang lain yaitu menebarkan cintanya yang punya stok banyak. Tipe seperti inilah yang cenderung berkemistri cinta; calon pemimpin.


Terakhir, rincian untuk tipe In. Inilah kecerdasan yang serba bisa tapi pada saat yang sama juga serba setengah. Porsi peran otaknya tidak memiliki sisi inferior seperti yang lain, karena selain In yang 100%, empat yang lain semuanya 50%. Adapun sepuluh gambaran kesehariannya: “ayo..cepat!”, spontan, naluri, senang terlibat, pragmatis, generalis, menolong, to the point, temannya banyak, mudah adaptasi, traumatik, pendamai. Tipe In tidak punya eksitasi dan inhibisi yang artinya orang tipe ini spontan, responsif, penolong. Tipe seperti inilah yang berkemistri dengan bahagia; calon pegiat nirlaba.
Lantas bagaimanakah cara belajar yang harus dilakukan setiap mesin kecerdasan? Apakah ada perbedaan cara masing-masing kecerdasan? Perhatian uraian berikut ini: Tipe S yang jago mengingat mesti rajin menghafal. Tipe T yang jago menalar harus rajin membuat skema pelajaran. Tipe I yang jago spasial mesti rajin berkreasi sendiri. Tipe F yang jago auditori harus rajin berdiskusi pelajaran. Dan tipe In yang jago merangkum sebaiknya belajar secara deduktif. Inilah salah satu perbedaan mendasar dari In dengan keempat tipe lainnya, yakni sementara keempat tipe yang lain induktif (dari detil ditarik kesimpulan), In justru belajar dengan cara deduktif (dari kesimpulan diuraikan ke detail). 
Copas dari STIFIn Pusat
Oleh
STIFIn Karesidenan Madiun
Jl.pisang 44 RT.03/01'Suratmajan Maospati Magetan
085730057596

FB group :

BBM : 59D490AE

Tag :

Mengenal Kepribadian ala STIFIn melalui Komunikasi
Andai Ku Mengenal STIFIn Di Usia BALITA
Lampiran Tentang Stifin 
DAFTAR SEKOLAH YANG SUDAH MELAKSANAKAN SIDIK JARI STIFIn