“Pak, kenapa saya lebih merasa sebagai orang FEELING
ketimbang sebagai orang THINKING”
“Pak saya Katanya THINKING tapi kenapa saya CENGENG kayak
FEELING”
Pertanyaan – pertanyaan
serupa sering saya jumpai disesi tanya jawab diGroup WA maupun sehabis ngetes
seseorang. Biasanya saya menjawab dan ini adalah kalimat andalan saya untuk
menyelesaikan masalah hehehe... .“njenengan salah
didik buk, pak mas.”
“Maksudnya gimana salah didik itu”,
mereka biasanya mengejar saya dengan pertanyaan lanjutan.
Kemudian saya
share tulisannya bang Jonru ini, yang memang sudah diakui oleh STIFIn pusat
sendiri “inilah
akibatnya jika seseorang dididik dengan cara yang salah. Terbukti udah
dipasang di websitenya STIFIn pusat sebagai jawaban dan contoh perenungan
tentang arti salah didik, ya emang tulisannya keren sihh... maklum bang jonru
penulis kawakan.hehehe...
Tapi
tulisannya saya ini akan memberikan analogi berbeda, lebih tepatnya ke Analisis
ya yang mana merupakan keahlian saya untuk menjawab pertanyaan pertanyaan
diatas.
“Ibu, bapak, tolong saya untuk
membayangkan misalahkan ada 9 lubang kecil, lubang pertama warna merah,lubang
kedua warna hijau, lubang ketiga kuning dstnya yang mana akhirnya dari 9 lubang
tersebut memiliki kelompok warna yang berbeda, 9 warna.”
Nah misalkan lubang pertama
adalah yang aliran gasnya paling besar, sedangkan lubang kedua sampai
lubang yang terakhir aliran gasnya
dibawah lubang pertama.namun api dekat
dengan lubang kedua, ketiga maka yang akan menyala duluan adalah lubang yang
ketiga, baru kemudian lubang yang memiliki gas paling besar dan terdekat.
Jadi apa kesimpulanya dari cerita
diatas?
Sebelum menyimpulkan cerita
diatas,mari kita urai dulu apa itu api, apa itu lubang gas.
Api = lingkungan (pemicu)
Lubang gas = seluruh sifat sifat
manusia, baik yang sering muncul apa tidak
Jadi sifat sifat kita yang sering
muncul adalah sifat yang paling dekat dengan lingkungan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar